PROMOSI APE HARI NI.

Sunday, September 6, 2009

Iman yang sempurna benteng utama


Abu Hurairah berkata bahawa Nabi saw bersabda: "Seseorang yang hendak berzina, tidak akan melakukan zina itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seseorang yang hendak meminum arak, tidak akan meminum arak itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seseorang yang hendak mencuri, tidak akan melakukan perbuatan itu semasa ia berkeadaan sempurna imannya; dan seseorang yang melakukan rompakan yang lazimnya menjadikan orang yang dirompak itu memandang sahaja kepadanya, tidak akan merompak semasa ia berkeadaan sempurna imannya."(Bukhari dan Muslim)

Amat menarik untuk diperhatikan bahawa Nabi saw mengungkapkan contoh pada 4 jenis maksiat yang umumnya diketahui oleh seluruh manusia sebagai suatu yang tidak baik dan memudharatkan. Zina, minum arak, mencuri, dan merompak. Zina ialah perhubungan jenis yang tidak di dahului dengan nikah. Sementara minum arak ialah minum (atau makan) apa jua perkara yang memabukkan (dan yang mengkhayalkan). Mencuri dan merompak ialah mengambil dan merampas hak milik orang lain tanpa izin dan belas kasihan. Perbuatan merompak boleh melibatkan keselamatan nyawa orang lain.
"Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu? Mereka ingin berhukum kepada thagut, padahal mereka telah diperintahkan untuk mengingkari thagut itu. Dan syaitan iingin menyesatkan mereka dengan penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka: 'Marilah kamu tunduk kepada (hukum) yang Allah turunkan dan kepada (hukum) Rasul', niscaya kamu lihat orang munafik menghalangi (manusia) dari (mengikuti) kamu dengan sekuat-kuatnya." (an-Nisaa: 60-61)
Kewajiban untuk menjadikan hukum Allah sebagai pemutus perkara dan pengatur kehidupan manusia secara umum dan bagi kaum muslimin secara khusus merupakan suatu yang telah disepakati oleh kaum muslimin semenjak generasi awal dan tidak ada yang mempertikaikannya. Adapun yang menentang dan menghalangi manusia dari hukum Allah itu hanyalah orang munafik, orang kafir, dan orang musyrikin.
Mengapa mesti hukum Allah? Jawaban singkatnya, kerana Allah adalah Pencipta alam semesta dan segala sesuatu, yang di langit dan di bumi. Dialah pemilik seluruh makhluk dan ciptaan ini. Adalah sangat wajar kalau Dialah yang seharusnya disembah dan Dialah yang berhak mengatur kehidupan manusia yang merupakan sebagian kecil dari ciptaan-Nya. Allah juga Maha Mengetahui segala sesuatu, termasuk apa-apa yang baik dan buruk bagi manusia.
Hukum-hukum selain hukum Allah yang telah diajarkan oleh Rasulullah kepada ummatnya tidak dapat ditandingi dan dibandingkan dengan hukum hasil pemikiran manusia. Hukum yang dibuat oleh manusia semuanya memiliki banyak kelemahan, bahkan dalam beberapa atau banyak hal, hukum yang dibuat manusia mungkin lebih banyak mudharatnya dari pada manfaatnya. Dengan demikian, alasan apa yang mengharuskan kita untuk tunduk dan mengikuti hukum dari hasil pemikiran manusia? Bukankah ia juga makhluk sebagaimana manusia yang lainnya?
Kegagalan demi kegagalan yang dicetak oleh sistem pertauran dan hukuman buatan manusia. Ternyata ia tidak mampu membuat pengikutnya dan pengagumnya jera. Kesombongan telah menggiring mereka untuk tetap menerapkan sistim pujaan mereka, walaupun bukti-bukti kelemahannya sudah sangat konkrit dan tidak dapat dibantah.
Untuk penerapan hukum Allah dalam segala bidang kehidupan ternyata menghadapi banyak tentangan dan rintangan. Di antaranya adalah tentangan dan hambatan dari dalam diri kaum muslimin sendiri, samada dari masyarakat awam yang sememangnya kurang mengetahui dan memahami tentang keindahan hukum Allah, atau dari kalangan orang munafik yang membenci apa yang telah Allah tetapkan. Adapun golongan yang tidak mengetahui barangkali boleh dimaafkan dan diberitahu kebenaran, kerana akhirnya mereka menerima pakai apa yang didatangkan daripada Allah. Sedangkan golongan munafik, mereka merupakan golongan sukar untuk dituntaskan, kerana mereka secara zahirnya merupakan sebahagian dari orang muslimin, sedangkan secara batinnya tidak.
Biasanya mereka begitu menerima dan senang dengan hukum selain hukum Allah. Namun jika diajak untuk berhukum dengan hukum Allah, mereka akan ogah-ogahan dan bahkan menghalangi orang lain untuk mengikuti hukum Allah. Banyak cara yang mereka tempuh untuk menghalangi manusia darinya, samada dengan cara memutarbalikan fakta dan kebenaran, penyelewengan pemahaman, atau bahkan menghalangi secara fizikal dan sebagainya.
Dalam peperangan idea, mereka menebarkan wacana beracun tentang tidak adanya konsep kenegaraan dalam Islam yang merupakan lembaga utama penegakkan hukum Allah secara integral dalam segala aspek kehidupan. Kemudian mereka juga mengaburkan rincian hukum-hukum Allah yang sudah sangat mudah dan jelas serta disepakati oleh ummat sebelumnya, seperti pengkaburan makna hijab dan sebagainya.
Mengabaikan ketentuan dari Allah, mengakibatkan berleluasanya maksiat dan dosa.Sepertimana yang tercatit dalam kehidupan manusia, ia semakin meningkat dan bukan makin menurun. Kelahiran anak luar nikah hasil perbuatan zina, menjadi suatu bebanan pada masyarakat. Perbuatan mungkar akibat ketagih arak, dadah, gam dan seumpamanya semakin bertambah. Perampasan hak milik orang lain ada yang dilakukan secara profesional dan dilakukan dengan menggunakan peralatan atau senjata yang canggih. Semua itu membuktikan bahawa tahap keimanan pelakunya dan tahap keimanan warga yang di sekeliling mereka, yang kalaupun tidak menggalakkan, mereka telah tidak mencegah kemungkaran yang wajib dibendung dari berlaku. Itulah realiti keimanan dan penghayatan iman kita sekarang.

1 comments:

setiakasih said...

jika iman kukuh di dada, di mana saja akan terserlah jua..

Post a Comment

ShareThis

LinkWithin

Related Posts with Thumbnails